Senin, 23 Januari 2012

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi. Gaya kepemimpinan yang diterapkan merupakan asumsi yang dapat berkembang menjadi budaya. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Adapun gaya kepemimpinan dapat dibedakan seperti berikut ini.
  1. Kepemimpinan Demokratis ; Gaya kepemimpinan lebih melibatkan bawahan dalam menentukan program dan keputusan sehingga pimpinan lebih bersifat formalitas saja. Interaksi antara pimpinan dan bawahan dapat lebih positif dan berperan secara proposional. Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis dapat menampung aspirasi dan keinginan bawahan sehingga dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi pada umumnya dan pekerjaan pada khususnya. Kelemahan gaya kepemimpinan yang demokratis cenderung menghasilkan keputusan yang disukai daripada keputusan yang tepat.
  2. Kepemimpinan Otokratis ; Kepemimpinan otokratis lebih bersifat otoriter dan diktator yang dalam pelaksanaannya cenderung instruktif sesuai kehendaknya. Gaya kepemimpinan otokratis banyak ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman. Keputusan yang diambil tanpa dikonsultasikan dengan bawahan yang harus melaksanakan keputusan sehingga terkesan bersifat pemaksaan.
  3. Kepemimpinan Partisipatif ; Gaya kepemimpinan partisipatif cenderung lebih bebas dan terbuka atau tidak instruktif. Bawahan diberi kesempatan untuk mengembangkan bidang masing-masing secara proporsional. Pimpinan berperan sebagai koordinator dan memberikan iklim serta suasana yang kondusif. Gaya kepemimpinan partisipatif didasari bahwa bawahan lebih siap menerima tanggung jawab terhadap perkembangan organisasi. Diperlukan kehati-hatian dalam menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif karena dapat berakibat fatal terhadap pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan, bila bawahan belum memiliki komitmen terhadap kepentingan organisasi.
  4. Kepemimpinan Berorientasi Pada Tujuan ; Gaya kepemimpinan yang melakukan pengerahan segala sumber daya untuk mencapai hasil/sasaran yang ditentukan. Penerapan gaya ini apabila tidak terkendali dapat menyimpang dari norma-norma dan berpotensi untuk menghalalkan segala cara. Untuk itu, tidak semua sektor kegiatan dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian sasaran ini.
  5. Kepemimpinan Situasional ; Gaya kepemimpinan situasional cenderung tidak tetap karena berasumsi, tidak satu pun gaya kepemimpinan yang tepat dalam segala kondisi. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan situasional akan menerapkan gaya tertentu berdasarkan pertimbangan, seperti pemimpin, pengikut, dan situasi (seperti tugas, kekuasaan, dinamika kelompok). Pendekatan gaya ini cenderung mempertimbangkan tujuan jangka pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar